KUnjungan Lapangan Ayam Broiler

LAPORAN KUNJUNGAN

“PETERNAKAN AYAM BROILER”

Sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Sanitasi dan Hygiene Hasil Peternakan

Oleh :

Kelompok 1

·        Rian                                        1110612226

·        Fitriah                                     1210611025

·        Yudha Endra Pratama                   1210611036

·        Deslin Hartini                         1210611027

·        Selfi Yarni                              1210612017

PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan ini tepat pada waktunya. Laporan ini membahas tentang Sanitasi dan Hygiene di Usaha Peternakan Ayam Broiler.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak, dan dari teman sekelompok dengan mencari berbagai materi-materi yang bisa di jadikan sebagai tinjauan dan perbandingan ini dan akhirnya tantangan itu bisa teratasi dengan baik dan lancar. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan laporan selanjutnya.

Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada penulis dan kepada teman sekelompok khususnya, dan kepada teman – teman sekelas mata kuliah ini.

Padang, 25 Maret 2015

            Penulis            

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sanitasi merupakan salah satu program kerja di dalam usaha peternakan yang khusus ditujukan pada pemeliharaan kesehatan ternak. Program ini terutama ditekankan pada penjagaan kebersihan, baik kebersihan kandang beserta peralatannya ataupun ternaknya sendiri. Sanitasi yang berhasil baik secara langsung akan memberikan dukungan terhadap peningkatan produksi dan mutu produk ternak yang dihasilkan. Cara yang paling praktis bila dilakukan dalam usaha sanitasi kandang biasanya dilakukan dengan pembersihan kandang secara rutin dan desinfeksi menggunakan berbagai antiseptik dan disinfektan. Sedangkan dengan memandikannya dan desinfeksi melalui “dipping” ataupun “spraying”.

Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Pemeliharaan ayam broiler harus menggunakan ransum yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan ternak tersebut. Kebutuhan ayam sendiri dapat ditentukan oleh umur ternak dan fisiologis ternak. Selain itu, faktor lingkungan juga mempengaruhi performa ternak. Ayam broiler menghasilkan produk pangan yang bergizi tinggi dan mempunyai niai ekonomis tinggi. Seperti yang telah disebutkan diatas, usaha beternak ayam/unggas perlu memperhatikan pakan, breeding, manajemen dan lingkungan. Keempat hal tersebut diperlukan dalam peningkatan produksi dan kesemuanya itu saling berinteraksi antar satu dengan lainnya.

B. Tujuan

·         Mengetahui sanitasi dan hygiene dilapangan  serta membandingkannya dengan literatur yang sudah ada.

·         Menambah wawasan mengenai tatacara sanitasi dilingkungan peternakan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Hygiene dan sanitasi makanan adalah dua prinsip dalam penyajian makanan yang sehat. Hygiene dan sanitasi makanan adalah dua istilah yang berbeda. Istilah hygiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena sangat erat kaitannya. Tetapi bila kita kaji lebih mendalam pengertian hygiene dan sanitasi ini mempunyai perbedaan, yaitu hygiene lebih mengarah pada kebersihan individu, sedangkan sanitasi lebih mengarah pada kebersihan faktor-faktor lingkungannya (Azwar, 1990).

Ditinjau dari ilmu kesehatan lingkungan istilah hygiene dan sanitasi makanan mempunyai perbedaan. Yang dimaksud dengan hygiene adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia sehingga timbul upaya mencegah timbulnya penyakit akibat pengaruh lingkungan kesehatan yang buruk dan membuat kondisi lingkungan yang baik agar terjamin pemeliharaan kesehatannya. Sedangkan Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang difokuskan terhadap pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia (Azwar, 1990).

Ayam broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagi penghasil daging (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Ayam broiler memiliki kelebihan dan kelemahan, kelebihannya adalah dagingnya empuk, ukuran badan besar, bentuk dada lebar, padat dan berisi, efisiensi terhadap pakan cukup tinggi, sebagian besar dari pakan diubah menjadi daging dan pertambahan bobot badan sangat cepat sedangkan kelemahannya adalah memerlukan pemeliharaan secara intensif dan cermat, relatif lebih peka terhadap suatu infeksi penyakit dan sulit beradaptasi (Murtidjo, 1987).

Kandang merupakan unsur penting dalam usaha peternakan ayam. Kandang dipergunakan mulai dari awal hingga masa berproduksi. Pada prinsipnya, kandang yang baik adalah kandang yang sederhana, biaya pembuatan murah, dan memenuhi persyaratan teknis (Martono, 1996).

BAB III

MATERI DAN METODE

A.   Materi

Waktu                         : 22 Maret 2015

Tempat              : Peternakan ayam broiler PT. PKP Ciomas Simpang pasir, Kec. Pauh, Padang.

Adappun  alat dan bahan yang digunakan dalam kunjungan lapangan  dalam  praktikum mata kuliah Sanitasi dan Hygiene Hasil Ternak ini ialah :

·         Alat Tulis

·         Camera

B.   Metode

·         Dilakukan dengan mengunjungi usaha peternakan tersebut dan mewawancarai pemilik dari usahanya. Melihat langsung di sekeliling peternakan, seperti: melihat profil lokasi kandang, melihat bentuk kandang, melihat system pemeliharaan dalam usaha peternakan tersebut, dll, serta cara pengendalian (pengobatan dan pencegahan) penyakit pada ternak

·         Menganalisis antara kejadian dilapangann dengan teori yang pernah disampaikan pada perkuliahan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Usaha Peternakan PT PKP Ciomas ini merupakan salah satu bentuk usaha dengan sistem bermitra dengan perusahaan yang yang lebih besar dimana Populasi ayam broiler di peternakan tersebut berjumlah 15.000 ekor dan bentuk kandanga panggung.

Progam sanitasi mencegah tumbuhnya bibit-bibit penyakit untuk tumbuh atau masuk ke dalam peternakan dari lingkugan sekitar maupun dari peternak lain. Selain dari kekebalan ternak dan factor yang begitu penting yaitu mengenai dosis infeksi, atau banyak penyakit dapat terjadi oleh satu mokroorganisme, biasanya disebabkan oleh beberapa organisme. Jadi apabila progam sanitasi dilakukan dan dikerjakan terus menerus maka penyebaran infeksi bias ditekan (Williamson, 1993). Sanitasi petugas adalah prosedur agar petugas senantiasa bebas kuman sebelum melakukan aktivitasnya di dalam kandang. Misalnya petugas wajib mencelupkan kakinya dalam larutan desinfektan sebelum masuk ke kandang, petugas tidak dibenarkan berpindah-pindah kandang terutama pada kelompok-kelompok yang memiliki umur berbeda, dan petugas harus mengenakan pakaian kerja harian (sudarmono, 2003).

Sanitasi dan desinfeksi pada unggas dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Persiapan kandang (sebelum DOC datang dan sebelum DOC masuk kandang). Beberapa tahapan yang perlu diperhatikan pada saat sanitasi, seperti sanitasi kandang dan lingkungan, mengkapur kandang, memberi litter, memasang alat pemanas, menempatkan alat minum dan pakan, memasang tirai kandang, dan sanitasi ulang. Mengingat pentingnya program sanitasi tersebut sebagai salah satu bentuk menajemen kandang, maka dapat disimpulkan sanitasi adalah kunci keberhasilan peternakan.

Sanitasi pada peternakan ayam broiler PT. PKP Ciomas, dilakukan saat DOC belum  masuk,  pada lingkungan sekitar kandang dan area perkandangan baik lantai, dinding dsbnya. Untuk biosecury belum diberlakukan. Sanitasi bagian bawah kandang dengan membersihkan kotoran yang ada sisa periode pemeliharaan sebelumnya sanitasi lantai kandang dilakukan dengan pembuangan litter bekas dan kotoran yang menempel pada lantai sanitasi pada dinding kandang pada dinding kandang dilakukan penyemprotan menggunakan formalin dengan takaran 3 L formalin : 30 L air untuk  50 M kandang. Diamkan 1 hari, kemudian lakukan pengapuran.

Pengapuran dilakukan 3 hari sebelum DOC masuk. Pencucian tempat pakan dan minum biasannya pada bilasan terakhir menggunakan rodalon Untuk tempat pakan dan minum dicuci 1 X per periode, khusus buat tempat minum setiap 2 hari sekali dilap agar tidak berlendir.

Suatu usaha preventive yang menitikberatkan pada individu.disini individunya ayam broiler.  Pada PT. PKP Ciomas ini higyene diberikan dalam bentuk air minum yang ditambahkan feed additive maupun feed suplement. Pemeberian air gula merah saat ayam pertama kali datang dengan takaran 3 kg gula : 20 L air untuk 5000 ekor DOC Agar terhindar dari bakteri pada minum hari ke 3 ditambahkan moksi.

·         Hari ke 6 – 9 air minum ditambahkan agriminolit (Vitamin)

·         Hari ke 11 – 14 ditambahkan Cipro pada minum untuk pencegahan penyakit ringan, seperti batuk, dll  

·         Pada hari ke 15 sampai sterusnya minum ditambahkan dengan astres Vit pada malam hari saja.

Kecuali hari yang diatas pemberian air minum hanya air putih biasa yang ditambahkan dengan khlorin agar feses tidak bau dan  lalat tidak datang vaksinasi hanya dilakukan 1 X saat masih DOC yang dilakukan oleh perusahaan breeder.

Untuk memahami sanitasi industri dan pengelolaan limbah, maka akan lebih baik bila pemahaman mengenai dinamika kesehatan lingkungan ditekankan, sebab dalam teori simpul pengetahuan akan tahap – tahap pencemaran lingkungan, media pencemar serta bio-indikator maupun dampak kesehatan akan terjadi. Pengelolaan limbah industri atau bukan industri umumnya harus dilakukan, sebab bagaimanapun juga bila hal ini tidak dilakukan, maka pencemaran lingkungan akan terjadi yang pada gilirannya akan mengenai manusia, dan pada akhirnya dampak kesehatan akan terjadi (Sutomo. A.H. 2006). Untuk diusaha peternakan PT. PKP Ciomas untuk penaggulanagn limbah terutama pada limbah dari feses ternak dibersihkan sekali per periode hal ini dilakukan untuk menghindari tinnginya kandungan Nitrogen (NH3) dalam kandang dikarenakan aktifitas pembersihan feses dilingkungan kandang, dan juga mengurangi stress pada ternak ayam. Selain limbah feses, dalam usaha peternakan ayam broiler bangkai juga termasuk salah satu limbah industry yang perlu diperhatikan karena penanggulanagn bangkai yang kurang sehat juga dapat mempengaruhi hygine dalam upeternakan tersebut, biasanya bangkai ayam dibuang ke sungai atau diberikan ke hewan peliharaan. Tentu ini bertentangandengan sanitasi lingkungan karena akan terjadi pencemaran lainnya, baiknya bangkai dikubur atau dibakar untuk menimalisir kejadian yang tidak diinginkan.  

Menurut Sudarmono (2003) sanitasi secara sederhana merupakan tindakan pengendalian penyakit melalui kebersihan ayam, petugas, dan lingkungan. Sanitasi terhadap ayam misalnya adalah karantina terhadap ayam sakit, pembakaran bangkai ayam yang sudah mati dan sebagainya. Sebagai catatan, penguburan bangkai dan pemanfaatan bangkai ayam untuk paka hewan lain adalah tidak benar, karena hal itu akan membantu penyebaran bibit penyakit (sudarmono, 2003).

PENUTUP

A.   Kesimpulan

Sanitasi dan hygiene beda makna tapi beriringan dalam penerapannya dilapangan sangat tidak bisa dipisahkan apalagi ditinggalkan, karena selain berpengaruh pada produknya sendiri juga berdampak kepada lingkungan sekitarnya. Untuk skala usaha peternakan rakyat sanitasi dan hygiene masih belum terlaksana dengan maximal dan perlu peningkatan lagi supaya produk peternakan yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

B.   Saran

Selain petugas dan pelaksana masyarakat sekitar juga perlu mengetahui dan memahami tentang pentingnya peran sanitasi dan hygiene terhadap lingkungan terutama masyarakat yang dekat dengan usaha peternakan.

DAFTAR PUSTAKA

Suprijatna, E., dan R. Kartasudjana. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarata.