Influence of breeder hen breeder management on
reproductive performance
Full feed
restricted
Total egg
period
122
177
Peak rate of
lay(%)
65 84
Hens laying
erratically(%)
41 13
Soft shelled
eggs(%) 33 5
Multiple
yolks(%)
18 2
Fertile(%)
78 92
Hatc of f(%)
80 94
Keterangan :
ü
Total
produksi yang menurun pada sisstem full feed ini disebabkan
oleh kegemukan, kecenderungan menjadi gemuk ini
terutama terjadi pada ayam petelur tipe-tipe medium yang disediakan ransum
secara adlibitum, selain menyebabkan
total produksi menurun over wight ini juga menyebabkan angka kematian meningkat
serta penggunaan ransum tidak efisien (North dan Bell 1990).
ü Peak rate of lay (%) Ayam dewasa kelamin pada umur 19 minggu dan ditandai dengan telur pertama.Pada prinsipnya produksi telur akan meningkat dengan cepat pada bulan pertama dan mencapai puncak produksi pada umur 7 sampai 8 bulan (Malik 2003). Hasil penelitian memperlihatkan keterlambatan waktu bertelur
pertama, namun bobot yang dihasilkan lebih tinggi, dan masa bertelur
unggas lebih lama (Balnave 1973, batal dan parsons 2002).Sehingga dapat disimpulkan bahwa, ayam dengan dewasa kelamin sesuai umurnya akan,mampu mempertahankan puncak produksinya. Hal ini dapat diperoleh dengan program restricted
feeding.
ü Hens laying
erratically Ketidakteraturan pada
proses produksi dan bertelur akibat terhambat lemak pada organ reproduksi.
ü Soft
shelled eggs Ransum yang kekurangan kalsium dan
kekurangan vitamin D
akan mengakibatkan kelainan dari kelenjar kulit telur yang mensekresikannya
serta membuat kerabang telur menjadi lunak atau lembek. Dengan demikian, pada ayam petelur perlu diperhatikan bahwa kebutuhan kalsium terutama harus disediakan pada pakan, karena jika kekurangan kalsium akan mengambil dari cadangan kalsium pada tulang (Nesheim et al 1979).
ü
Multiple yolk disebabkan karena super ovulasi dimana 2 kuning telur matang saat bersamaan sehingga lepas bersamaan. Tapi karena dalam perkembangannya kedua bakalan ayam itua kans aling bersaing, apalagi di tempat yang “sesak”.
Maka biasanya hanya satu anak ayam yang “hidup” atau bahkan kedua dua nya mati. Jika tingkat mortalitas lebih tinggi, maka ini akan menimbulkan kerugian bagi peternak. Oleh sebab itu, perlunya dilakukan restricted feeding, agar resiko kerugian dapat diminimalkan.
ü Fertilitas Pengambilan telur tetas dapat dilakukan sebulan setelah ayam dewasa kelamin, tujuannya agar semen unggas benar‑benar telah dewasa kelamin dan semua telur tetas yang diambil diharapkan telah dibuahi dalam kondisi normal
dengan sex rasio yang benar dan Pemberian ransum yang baik fertilitas dapat mencapai 85‑95% (Rasyaf 1993 dalam listiyowati dan Rospitasari 2004).
ü Daya tetas Saat proses pembentukan telur, kalsium pada kerangka tubuh akan diambil untuk dideposisikan pada kerabang telur. Setelah selesai, kerangka ini akan di reformulasi (dibentukkembali) dengan suplai kalsium dan fosfordari ransum. Kerangka tubuh yang kecil akan mensuplai kalsium dalam jumlah kecil.
Kondisi ini akan mengakibatkan ukuran telur menjadi relatif kecil. Oleh karena itu, perlu diberikan gizi yang seimbang agar dapat memenuhi kebutuhan pokok dan untuk berproduksi. Melalui program restricted feeding, pakan lebih
terkontrol, sehingga tubuh dapat menghasilkan telur yang memiliki daya tetas tinggi. Nilai indeks telur sebesar 74% berarti telur memiliki daya tetas yang
paling tinggi (Abidin 1999).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar