PENGERTIAN
Daging sebagai
salah satu bahan
pangan asal hewan,
kualitasnya tidak hanya ditentukan oleh penanganan ternak semasa
hidupnya (sebelum panen) tetapi juga
tak kalah pentingnya
adalah penanganannya setelah panen
(pascapanen). Pemberian pakan
berkualitas tinggi pada
fase pertumbuhan dan pada
saat fase penggemukan
semasa hidupnya, tidak akan
memberikan kualitas daging
yang optimal setelah
ternak disembelih jika tidak
diikuti dengan penanganan pascapanen yang tepat. Ada dua
hal yang perlu
dipertimbangkan dalam penanganan pascapanen produk-produk hasil
ternak untuk peningkatan mutunya yakni melalui
pengawetan dan pengolahan.
Dengan pertimbangan perubahanperubahan yang
dapat terjadi pada
daging pascamerta ternak
(postmortem) ditinjau dari
penggunaan suhu rendah
sejak ternak disembelih, dikaitkan dengan
mutu yang dihasilkan
maka pada materi
ini akan membahas teknologi
pengawetan dan pengolahan
yang dapat dilakukan dalam rangkaian
penyediaan daging dan
produk olahannya, dikaitkan dengan peningkatan nilai tambah dan
pendapatan pada akhirnya.Saat ini telah
banyak teknologi pengolahan
daging yang telah diterapkan untuk menjaga kualitas
daging, salah sata teknologi pengolahan daging
tersebut adalah teknologi
curing. Teknologi ini
memanfaatkan bahan-bahan kimia untuk menjaga kualitas daging. Curing merupakan proses pemeraman daging dengan menggunakan
garam sendawa (garam salpeter) biasanya dalam bentuk NaNO2, NaNO3, KNO2 dan
KNO3; garam dapur, bumbu-bumbu, fosfat (Sodium tripolifosfat/STPP) dan
bahan-bahan lainnya. Tetapi biasanya curing dilakukan hanya dengan garam
salpeter/sendawa dan garam dapur saja dan kemudian, ditambahkan bahan-bahan
lainnya bila akan dibuat produk olahannya (Suharyanto, 2008).
Curing itu sendiri merupakan cara mengawetkan daging secara
kimiawi. Produk dari daging curing ini disebut dengan cured meat. Biasanya
cured meat ini merupakan produk intermediate daging karena setelah
dicuring, daging bisa diolah menjadi olahan lainnya, misalnya sosis, bakso dan
lain-lainnya. Curing pada daging ini dimaksudkan untuk meningkatkan warna merah
daging, menstabilkan flavor, mengawetkan dan lain-lainnya. Jadi bila
menghendaki produk daging (misalnya sosis) dengan warna merah cerah daging,
maka perlu dicuring dengan nitrit (Firman, 2011).
Curing memiliki tiga tujuan utama, yaitu pengawetan
(preservation), rasa (flavor) dan warna (color). Curing daging membutuhkan
garam yang merupakan bahan pengawet pangan pertama digunakan manusia. Garam
telah menjadi bahan penting dalam pengawetan produk-produk peternakan dan
perikanan. Pada tingkat tertentu, garam mencegah pertumbuhan beberapa tipe
bakteri yang bertanggung jawab dalam pembusukan daging. Garam dapat mencegah
pertumbuhan bakteri, baik yang disebabkan oleh efek penghambat langsung dari
bakteri maupun oleh efek pengeringan yang dimiliki bakteri dalam daging (Heni,
2007).
Curing merupakan teknik pengawetan daging
dengan menggunakan garam dalam konsentrasi tertentu. Seiring dengan
berkembangnya rantai dingin, metode curing dinilai tidak efisien namun curing
tetap dilakukan dengan tujuan membentuk sifat sensoris daging. Curing bertujuan
untuk memperpanjang masa simpan daging,menghambat aktibitas mikrobia terutama
Clostridium botulinum, memperbaiki flavor dan tujuan utamanya adalah
memperbaiki warna daging menjadi merah pink. Penyebab warna merah karena
bakteri mengubah nitrat menjadi nitrit, nitrit dipecah menjadi NO (nitroso)
yang kemudian berekasi dengan pigmen daging (mioglobin) membentuk
nitrosochemochromagen sehingga terbentuk warna merah menarik dan haemoglobin.
Nitrit mampu memberikan flavor yang spesifik kemungkinan dikarenakan adanya
reaksi antara nitrit dengan komponen volatile daging. Contoh produk olahan daging curing
yang banyak di pasaran seperti adalah bacon (daging babi, sapi, kalkun), sosis (hotdog, franks, cocktaill), cornet dan dendeng (Rahmawati, 2011).
PENGERTIAN
CURING
Raharjo et
al. (1993), curing
adalah prosesing daging
dengan menambah sodium klorida
(NaCl), sodium nitrat
atau potasium nitrat (NaNO3
atau KNO3), gula, bumbu-bumbu dan
zat aditif lainnya. Tujuan curing adalah flavor, aroma, keempukan, juiciness
dan mereduksi kerutan daging.Curing
bertujuan untuk memperpanjang
masa simpan daging,menghambat aktivitas
mikroba terutama Clostridium
botulinum, memperbaiki
flavor dan tujuan
utamanya adalah memperbaiki
warna daging menjadi merah
pink. Penyebab warna
merah karena bakteri mengubah nitrat menjadi nitrit, nitrit
dipecah menjadi NO (nitroso) yang kemudian
berekasi dengan pigmen
daging (mioglobin) membentuk nitrosochemochromagen sehingga
terbentuk warna merah
menarik dan haemoglobin. Nitrit mampu memberikan flavor yang spesifik
kemungkinan dikarenakan adanya reaksi antara nitrit dengan komponen volatile
daging (Soeparno, 2005). Bahan Kimia yang digunakan dalam Teknologi Curing
Bahan curing biasanya
adalah garam, gula,
garam nitrat/ garam nitrit, phosfat, sodium erythorbat,
asam askorbat
Teknik Curing
Soeparno (2005),
beberapa teknik yang
digunakan dalam metode curing dengan menggunakan garam, yaitu
:
1.
Wet curing, lebih merata namun hasilnya basah
2. Dry
curing, metode ini
merupakan cara tradisional,
daging diselimuti garam dan
disimpan pada suhu rendah. Garam akan
memasuki jaringan dan pada saat
bersamaan,cairan akan keluar
dari dalam daging. Peresapan ke daging tidak optimal
karena hanya ditaburkan.
3.Wet and
dry curing (kombinasi),
teknik ini digunakan
untuk mempermudah proses curing,
larutan diinjeksikan langsung
pada jaringan. Setelah disimpan beberapa hari, tumpukan daging ditutupi
lagi dengan garam
4. Injection
curing cepat ke
sasaran (mioglobin) namun
tidak semua mioglobin terjangkau
oleh garam dan
ada kemungkinan terbentuknya nitrosamine.
Mekanisme Curing
Winarno (2002)
mekanisme curing adalah
nitrit bereaksi dengan gugus sulfhidril dan membentuk
senyawa yang tidak dapat dimetabolisasi oleh mikroba
dalam kondisi anaerob.
Pada daging, nitrit
membentuk nitroksida yang dengan pigmen daging akan membentuk
nitrosomioglobin yang berwarna merah
cerah. Pembentukan nitrooksida
dapat terlalu banyak jika
hanya menggunakan garam
nitrit, oleh sebab
itu biasanya digunakan campuran
garam nitrat dan
garam nitrit. Garam
nitrat akan tereduksi oleh
bakteri nitrat menghasilkan
nitrit. Fungsi dari
nitrit adalah menstabilkan warna
dari jaringan untuk
mengkontribusi karakter dari daging
curing, menghambat pertumbuhan
dari racun makanan
dan mikroorganisme pembusuk serta menghambat ketengikan. Pembentukan nitrooksida dapat
terlalu banyak jika hanya menggunakan garam nitrit, oleh sebab itu biasanya
digunakan campuran garam nitrat dan garam nitrit. Garam nitrat akan tereduksi
oleh bakteri nitrat menghasilkan nitrit. Peranan garam nitrat sendiri sebagai
bahan pengawet masih dipertanyakan. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, didapat bahwa nitrat tidak dapat mencegah kebusukan, bahkan akan
mempercepat kebusukan dalam keadaan aerobik Septa (2010).
BAHAN YANG DIGUNAKAN PADA TEKNOLOGI
CURING
Bahan yang digunakan pada teknologi
curing adalah sebagai berikut (Hidayat, 2012) :
1.
Nitrat / Nitrit
Nitrat/nitrit berfungsi untuk fiksasi warna merah daging,
antimikrobial terutama Clostridium botulinum, dan menstabilkan flavor. Nitrit
dan nitrat merupakan bahan tambahan yang dapat memperbaiki warna dan rasa
daging pada proses curing. Selain itu, nitrit pun dapat mencegah pertumbuhan
clostridium botulinum yang bersifat racun bila dikonsumsi manusia sehingga
menyebabkan botulisme. Nitrit dapat berubah menjadi nitrit oksida yang akan
bergabung dengan myoglobin (Mb). Myoglobin merupakan pigmen yang menentukan
warna merah alami pada daging yang tidak diasin. Setelah itu nitrit oksida dan
myoglobin berubah menjadi nitrit oksida myoglobin (NOMb). Nitrit yang digunakan
dalam pengasinan daging ini telah diproduksi secara komersial dengan nama
sodium nitrite.
Nitrat merupakan sumber nitrit. Nitrat akan diubah menjadi
nitrit kemudian diubah menjadi NO melalui reduksi. Reduksi terjaid karena
adanya aktivitas mikrobia. Di Amerika Serikat, penggunaan sodium nitrite dalam
proses curing daging telah diatur secara legal oleh sebuah regulasi yang
dikembangkan Departemen Pertanian AS (USDA). Pembatasan dalam penggunaan nitrit
sangat diperlukan karena nitrit akan bersifat racun bila dikonsumsi dalam dosis
yang berlebihan.
reduksi
NaNO3 ------> NANO2
reduksi
NANO2 ------> NOHO
reduksi
NOHO ------>NO
nitrosasi
NO+mioglobin --------->
NOMetmioglobin
nitrosasi
NOMetmioglobin
--------->NOmioglobin
Pada curing biasanya dikombinasikan
antara nitrit dan nitrat. Apabila hanya garam nitrit yang ditambahkan maka
waktu yang diperlukan untuk berubah menjadi NO cepat, apabila berlebih akan
langsung bereaksi dengan N atau gugus amin sekunder membentuk nitrosamine yang
karsinogenik. Jika hanya garam nitrit yang ditambahkan maka reksinya lambat dan
tidak efektif karena memerlukan waktu utuk merubah nitrat menjadi NO.Jadi
keduanya dikombinasikan agar saling melengkapi. Dosis masing-masing menjadi
lebih rendah.
2.
Garam
Garam berfungsi sebagai pembangkit flavor yang khas dan
antimikrobial. Garam merupakan bahan utama dalam curing. Penambahan garam pada
konsentrasi tertentu mampu menghambat pertumbuhan mikrobia karena garam
berperan dalam dehidrasi sehingga merubah tekanan osmosis. Selain itu, garam
berfungsi sebagai flavour modifier. Apabilla hanya ditambahnkan garam saja,
maka hasilnya tidak baik karena menyebabkan produk menjadi kasar, asin, gelap
(warna tidak menarik), kenampakan dan flavor tidak disenangi konsumen. Oleh
karena itu harus dikombinasikan dengan senyawa lain seperti gula, nitrat dan
atau nitrit.
3.
Gula
Gula berfungsi untuk memperbaiki flavor, mengurangi rasa
asin akibat penambahan garam,mengurangi kekerasan akibat adanya penambahan
garam (pelunak), mempengaruhi warna melalui karamelisasi. Waktu curing yang
lama akan memberi kesempatan bakteri untuk memanfaatkan gula sebagai sumber
nutrient. Gula efektif sebagai pemgawet karena menghambat pertumbuhan
bakteri.
4.
Angkak
Pertama kali angkak dikenal oleh masyarakat Cina
sebagai hung-chu atau hong-qu. Angkak merupakan yang sejenis
dengan pangan tape atau tempe di Indonesia. Masyarakat Cina memenfaatkan angkak
senagai bahan tambahan makanan maupun minuman sebagai bahan pengobatan
tradisional. Angkak berasal dari hasil fermentasi beras dengan menggunakan
kapang merah. Nama lain dari angkak adalah Monascus Powder karena
terkait dengan genus kapang yang paling umum digunakan yaitu
kapang Monascus spp. Sedangkan powder merujuk pada produk
angkak yang berada di pasaran. Terdapat dua spesies kapang Monascus yang
umum dipakai pada proses fermentasi untuk menghasilkan angkak, yaituMonascus
purpureus dan Monascus ruber.
Sementara beras yang digunakan sebagai bahan baku adalah
beras putih berkualitas baik, Cina memanfaatkan angkak sebagai bahan tambahan
dalam pengolahan ikan dan daging. Angkak di sini berfungsi sebagai pewarna,
pembangkit rasa, dan pengawet. Angkak juga sedang dikaji di Jerman sebagai
pengganti nitrit atau nitrat yang umum digunakan pada proses kuring. Kuring
merupakan proses pengawetan daging yang berfungsi sebagai pewarna merah pada
daging.
5.
Bumbu - Bumbu
Bumbu-bumbu adalah penting untuk meningkatkan flavor
sehingga meningkatkan kesukaan pada konsumen. Selain itu bumbu juga bersifat
antimikrobial dan antioksidan sehingga berperan mengawetkan. Fosfat, berfungsi
untuk meningkatkan kekenyalan produk dan mengurangi pengkerutan daging selama
proses pengolahan serta menghambat oksidasi produk. Beberapa olahan tidak menggunakan
fosfat, jadi bersifat pilihan saja. Khusus nitrat/nitrit, penggunaannya harus
dibatasi karena bila berlebihan bisa berdampak negatif bagi yang
mengkonsumsinya. Kadar akhir nitrit pada suatu produk harus tidak lebih dari
200 ppm dan nitrat tidak lebih dari 500 ppm.
Bahan-bahan pengasinan dapat dimasukkan ke dalam daging
dengan tiga alternatif lain, yaitu dengan suntikan jarum, suntikan arteri, dan
pompa setik. Di negara-negara maju, proses pengasinan sangat mudah dilakukan
oleh siapa saja karena semua bahan, alat dan tempat untuk proses pengasinan
tersebut dapat diperoleh dalam satu produk yang terjual secara komersial.
6.
Sodium Erythorbate
Asam erythorbate dan asam askorbat
mengembangkan dan menstabilkan daging curing dengan mereduksi metmioglobin menjadi
mioglobin. Kelebihan asam askorbat adalah sebagai antioksidan terhadap
kepudaran warna, menstabilkan warna dan flavor.
7.
Air
Air selain sebagai carrier, juga penting untuk mengatur
juiceness dari produk yang dihasilkan.
Manfaat Curing
Aseptabilitas konsumen terhadap produk
daging sangat dipengaruhi oleh palatabilitas produk tersebut. Makin tinggi mutu
palatabilitas suatu produk daging maka
makin tinggi pula
aseptabilitasnya. Produk akhir daging
sangat dipengaruhi oleh
kualitas bahan utamanya
yaitu daging itu sendiri. Warna, flavor, aroma, dan
juiciness daging bisa dimanipulasi secara artifisial. Proses
curing merupakan salah
satu cara yang
dapat memanipulasikan komponen-komponen palatabilitas tersebut.
PENERAPAN TEKNOLOGI CURING PADA
DAGING
Salah satu contoh penerapan teknologi curing pada daging
sapi adalah pembuatan kornet. Berikut adalah penjelasan mengenai teknologi
curing pada daging kornet (Almubarok, 2010) :
Kornet merupakan salah satu jenis daging olahan yang berupa
daging giling kasar dengan bahan tambahan bahan pengisi dan bahan pengikat
serta bumbu-bumbu. Kornet umumnya dibuat dari daging sapi, dalam pembuatan
kornet daging yang digunakan merupakan potongan daging segar atau beku (yang
telah memenuhi persyaratan dan peraturan yang berlaku), boleh dicampur dengan
daging bagian kepala dan hati. Kornet merupakan hasil olahan daging sapi dengan
kentang sebagai bahan pengikat, serta bumbu-bumbu berupa bawang merah, kaldu,
garam, merica dan natrium nitrit.
Bawang merah biasanya digunakan sebagai penyedap sehari-hari
yang sangat disukai karena memiliki aroma yang khas. Bau dan citarasa yang khas
pada bawang merah disebabkan oleh adanya senyawa yang mudah menguap dari jenis
sulfur seperti propil sulfur. Merica atau lada biasa ditambahkan pada bahan
makanan sebagai penyedap karena memiliki dua sifat yang penting yaitu rasanya
yang pedas dan aromanya yang khas. Kedua sifat tersebut disesbabkan kandungan
bahan-bahan kimia organik yang terdapat dalam merica. Rasa pedas dalam merica
disebabkan oleh zat piperin, piperanin dan khasivin yang merupakan persenyawaan
dari piperin dengan alkaloida.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kornet adalah
daging segar, nitrit/sendawa, garam, gula pasir, merica halus, pala halus,
tomat segar, susu full cream, dan bawang merah. Alat-alat yang digunakan yaitu
panci press cooker dan spatula.
Proses Curing (penggaraman) dimulai dengan daging
sapi dipotong-potong tidak perlu dicuci. Daging sebanyak 1 kg, garam sebanyak
30 gram, 20 gram gula pasir dan 5 gram sendawa dicampur pada wadah hingga
merata. Daging yang telah dicampur, didiamkan selama 24 jam agar penggaraman
dapat meresap dan merata. Proses ini dinamakan curing kering.
Selanjutnya pembuatan cornet beef, daging yang telah
di curing, di cuci dengan air hingga bersih (berulang kali) agar sendawa
tidak terlalu menempel banyak pada daging tersebut kemudian daging direbus
menggunakan press cooker dengan penambahan merica dan pala (± 20-30
menit). Setelah daging empuk, air rebusan yang masih banyak dibuang sebagian
lalu ditambahkan susu, potongan tomat dan bawang merah halus. Aduk hingga
kering. Kornet siap untuk dihidangkan.
Daging segar yang dibuat menjadi kornet, sehari sebelumnya
dicuring terlebih dahulu. Tujuan dari curing adalah untuk memberikan warna
merah cerah (pink) pada produk kornet yang dihasilkan. Bahan-bahan curing
memiliki fungsi masing-masing. Garam dapur berfungsi untuk meningkatkan daya
ikat air dari protein dan pembentukan emulsi serta sebagai bahan pengawet
karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Nitrit atau sendawa yang
ditambahkan memiliki fungsi untuk menstabilkan warna dan menghambat pertumbuhan
bakteri. Gula diberikan untuk memodifikasi rasa dan dapat sebagai pengawet
DAFTAR PUSTAKA
Raharjo,
S., J.N. Sofos
and G.R. Schmidt.
1993. Effect of
Meat Curing Agents and
Phospates on Thiobarbituric Acid
(TBA) Numbers of Ground
Beef Determined by
the Aqueous Acid
Extraction TBA-C18Metyhod. Food
Chem. 47:137-143.
Soeparno. 2005.
Ilmu dan Teknologi
daging. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Winarno,
F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia.
Permainan Poker Paling Seru Bersama Winning303...
BalasHapusMenghadirkan IG poker & IDN poker ....
Dengan 1 User ID, Sudah Dapat Bermain 8 Games Kartu Populer :
1. Texas Poker
2. Omaha Poker
3. Domino QQ
4. Ceme Keliling
5. Bandar Ceme
6. Capsa Susun
7. Bandar Capsa
8. BIG 2
Tunggu Apa Lagi, Ayok Segera Daftarkan Diri Anda Bersama Kami Di Winning303
Dapatkan juga berbagai macam Bonus menarik dalam bermain Poker bersama kami
Informasi Lebih Lanjut, Silakan Hubungi Kami Di :
- WA : +6287785425244
suka bermain poker?mari join dengan
BalasHapusKlik =====> winning303.fun/poker
Ayo Segera Daftar Akun Bermain Anda..Gratiss..
Klik >>>>>>> Daftar Winning303
Hubungi Segera:
WA: 087785425244
Cs 24 Jam Online
BONUS SETIAP HARI DARI DONACO POKER 2021
BalasHapusDonacopoker adalah agen poker online Indonesia resmi yang melayani para pemain dari seluruh Indonesia untuk mendaftarkan diri dan bermain game kartu online yang unik. Untuk memberikan kenyamanan bagi pemain setia, Donacopoker hadir dan berikan bonus-bonus terbaik setiap harinya untuk semua game yang tersedia di Poker Online.
Keuntungan Jika bermain di website
- Proses Deposit dan withdraw maksimal 3 menit
- 100% No admin dan No robot
- Player vs Player
- Fair Play
Jalur Cepat:
WHATSAPP : +6281333555662
LINE : Donaco.poker
CHAT SEKARANG
Salam Kemenangan Untuk Anda.
Terima Kasih.
#DONACOPOKER #POKERIDN #POKERONLINE #BANDARCEME #CEME #DOMINO #SUPERTEN #CAPSA #OMAHA #BONUSPOKER #POKERTERPECAYA #DEPOSITPULSA