Mahasiswa Tulang
Punggung Indonesia Untuk Menghadapai AEC
YUDHA ENDRA PRATAMA
Bakal Calon Gubernur BEM Faterna UNAND
Mahasiswa
adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. disebut sebagai Mahasiswa bukan
lagi sebagai siswa yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas maupun
sekolah menengah pertama secara langsung mahasiswa dianggap orang yang paling
tinggi tingkatannya dibandingkan dengan siswa – siswa yang lain, selain itu
masyarakat juga menilai mahasiswa adalah kaum terdidik yang mampu menjadi
motorik (penggagas sekaligus penggerak) perubahan dalam kehidupan sosial
masyarakat. Maka dengan demikian, pengharapan masyarakat akan kontribusi nyata
mahasiswa begitu besar (CyberlightZone: 2012).
Saat ini peran mahasiswa tidak hanya
sebagai penunjang aspek social, akan tetapi mahasiswa mengambil peranan dalam
semua segmen guna untuk mengawal negra menuju yang lebih baik. Salah satu
contoh peranan mahasiswa dalam membangun negara ini pada saat akan
terlaksananya ASEAN Economic Community (AEC) yang akan diterapkan tahun 2015.
ASEAN Economic Community (AEC) tahun 2015 merupakan suatu program bagi negara-
negara ASEAN untuk lebih meningkatkan kualitas ekonomi khususnya perdagangan
agar menjadi sebuah akses yang lebih mudah seperti menerapkan penghapusan bea
masuk (Free Trade Area) untuk mewujudkan sebuah single market.
ASEAN
Economic Community menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan
basis produksi dimana terjadi free flow atas barang, jasa, faktor produksi,
investasi dan modal serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN
yang kemudian diharapkan dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi
diantara negara-negara anggotanya melalui sejumlah kerjasama yang saling
menguntungkan.
Mengingat hal inilah mahasiswa harus
memegang peranan penting untuk mewujudkannya. Banyak strategi yang sudah dilakukan yang sejalan dengan apa yang direkomendasikan dalam Blue Print
AEC 2015. AEC terkadang dinilai memberkan dampak positif dan negative bagi
Negara terkait. Untuk meminimalisir dampak negative tersebut maka dilakukan lah
berbagaipersiapan. namun yang paling mendasar adalah kesiapan sumber daya
manusia itu sendiri yang berperan paling penting karena sebagai pelaku dari
AEC. Sementara hasil penelitian PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) menyebutkan
bahwa kemajuan sebuah bangsa 90% ditentukan oleh SDM dan 10% oleh
SDA.
Indonesia memiliki SDA yang melimpah,
tapi kalau SDM-nya minim itu tidak berarti Pengembangan sumber daya manusia
manusia tidaklah semudah membalikkan telapak tangan mengingat jumlah penduduk
Indonesia berjumlah kurang lebih sekitar 150 juta jiwa lebih. Dari jumlah
tersebut semua kalangan masyarakat dari berbagi lapisan akan turut andil dalam
Asean Economic Community.
Berbagai
peran akan di perankan oleh masing – masing bagian tidak terkecuali mahasiswa.
Jumlah mahasiswa Indonesia saat ini baru 4,8 juta orang. Bila dihitung terhadap
populasi penduduk berusia 19-24 tahun, maka angka partisipasi kasarnya baru
18,4 persen. Adapun bila dihitung terhadap populasi usia 19-30 tahun, angka
partisipasi kasarnya baru 23 persen. Jumlah ini masih tertinggal dibandingkan
negara-negara maju. Menurut Mendiknas, APK 30 persen artinya, 30 persen dari
penduduk berusia 19-23 tahun bisa menikmati bangku perguruan tinggi. Ia
mengatakan, dengan APK 30 persen itu kualitas bangsa akan meningkat dan
pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih baik dari angka sekarang yang mencapai
6 persen, “Bahkan, pada 2045 mendatang Indonesia bisa meraih pendapatan per
kapita 46.900 dollar AS.
Disinilah
dasar konsep bahwa mahasiswa dan perguruan tinggi memeiliki peranan yang sangat
penting untuk menyukseskan AEC 2015 mendatang . Saat ini lembaga pendidikan
tinggi didorong untuk dapat menghasilkan lulusan berkualitas Internasional yang
dilengkapi dengan keterampilan profesional, keterampilan bahasa dan
keterampilan antar budaya. Liberalisasi perdagangan jasa pendidikan merupakan
kesempatan bagi lembaga-lembaga pendidikan tinggi untuk menyambut mahasiswa
asing terutama dari negara-negara anggota ASEAN. Namun pada dasarnya institusi
pendidikan tinggi harus meningkatkan kulaitas fakultas, kurikulum dan
fasilitasnya untuk memenuhi standar internasional. Selain itu, pendidkan tinggi
juga dituntut dapat mengembangkan keterampilan baik dengan kerja sama dengan
institusi atau pihak lain maupun dengan pengembangan unit kegiatan mahasiswa.
Sebagai
mahasiswa kita dapat memlakukan banyak kegiatan yang bisa menunjang kemajuan
SDM, initerkesan tidak bermanfaat namun kenyataannya hal kecil inilah yang
justru mengambil peranan penting. Melalui UKF kita bersiap menjadi mahasiswa
yang berdaya saing. Contoh kecilnya saja, ketika di UKF Forum Studi Islam mengadakan kegiatan SELAM, disini
bisa dijadikan contoh untuk mepersiapkan diri mahasiswa melalui materi SELAM
yang diberkan seperti manajem, konsep kemandirian, kepemimpinan, dan sejumlah
tujuan dari SELAM lainnya.
Kemampuan mahasiswa dilihat dari aspek
intelektualitas, kecerdasan dan penguasaan wawasan keilmuan. Ilmu dan wawasan
yang dimiliki selain akan memperluas cakrawala pandangan, juga memberikan bekal
teoritis maupun praktis dalam pemecahan masalah. Seorang mahasiswa akan dapat
dengan mudah menyelesaikan masalah yang ada yang pada masa dahulu pernah
ditemui manusia dan dirumuskan dalam berbagai teori pemecahannya. Selain itu dengan riset, baik
riset di bidang eksak maupun non eksak.
Jika
dilihat dari aspek ekonomi mahasiswa juga turut berperan di dalamnya tidak
terkecuali dalam AEC atau Asean Economic Community yang rencananya menurut
blueprint akan dilaksanakan pada bulan Desember 2015 mendatang. Banyak
persiapan yang dilakukan setiap negara di ASEAN guna menyambut pergelaran pasar
bebas di antara masyarakat ASEAN. Semua bersaing untuk mendapatkan apa yang
diinginkan karena akan tidak ada lagi sekat pembatas antara satu negara dengan
negara yang lain. Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah akan
tidak berarti jika tidak dibarengi dengan sumber daya manusia yang mamadai
karena bagaimanapun SDM adalah sebagai pelaku dan pengolah dari SDA. Salah satu
SDM Indonesia adalah para akademisi termasuk mahasiswa.
Mahasiswa
sebagai pemikir bangsa berperan untuk memberikan solusi bagi kedaulatan bangsa
dan negara di bidang ekonomi. Mahasiswa sebagai elemen bangsa dengan
potensi pemikirannya besar sekali peran dan fungsinya, misalnya dengan
mengadakan penelitian-penelitian, membuat karya tulis di berbagai media, atau
seminar-seminar dalam rangka mencari solusi bagi bangsa dan negara untuk menuju
bangsa yang berdaulat di bidang ekonomi .
Saat ini fakultas peternakan Universitas Andalas
merupakan salah satu fakultas tertua yang menjadi salah satu penentu yang
menghasilkan mahasiswa dan lulusan yang berkompeten disemua bidang terutama
dibidangnya sendiri yakni bidang peternakan. ASEAN Economic Community pada
tahun mendatang merupakan tantangan bagi semua pihak , hal ini pun telah
dipersiapkan oleh semua perguruan tinggi baik negeri ataupun swasta diseluruh
Indonesia, Tidak terluput bagi fakultas peternakan Universitas Andalas yang
juga telah siap menerima AEC pada tahun mendatang. Tidak hanya mahasiswa yang
akan bersaing nantinya tetapi juga semua pihak yang terkait dalam pendidikan
tinggi termasuk civitas dan dosen yang juga akan terlibat nantinya, tetapi
dalam hal ini yang lebih ditekankan lagi bagi mahasiswa karena mahasiswa
merupakan agent of change bagi perubahan
bangsa nantinya.
Titik
berat perubahan memang terletak pada sebagian besar mahasiswa, akan tetapi juga
perlu dukungan dari berbagai pihak terutama fasilitas pendidikan baik dari dari
biaya pendidikan, beasiswa, serta kemudahan mahasiswa untuk menjalani kegiatan
akademik maupun non akademiknya. Kegiatan non akademik mampu menunjang
mahasiswa untuk meningkatkan soft skill yang juga berguna untuk membentuk
karakter mahasiswa karena pembentukan karakter tidak hanya dapat dilakukan
dalam perkuliahan terutama saat kuliah ataupun praktikum oleh karena itu
dukungan dalam peningkatan kegiatan ekstrakuliler sangat dibutuhkan, karena
persaingan dalam pasar bebas ASEAN sangat begitu ketat serta menantang bagi
rakyat Indonesia nantinya.
Tentunya perlu ditanamklan apasaja yang perlu diperhatikan oleh mahaiswa
sebagai pemuda tulang punggung bangsa untuk kemajuan NKRI tentunya, yakni yang
pertama tanamkan cinta produk dalam negeri pada diri sendiri kemudian
mensosialisasikan bahwa mencintai produk dalam negeri memang kewajiban setiap
warga Negara Indonesia. Kalau bukan kita, siapa lagi yang harus mencintai
produk dalam negeri ini. Kedua, sebagai
mahasiswa kita mempunyai PFM (Peran Fungsi Mahasiswa) yang bisa diaplikasikan
dengan membuat program pelatihan kewirausahaan dan pelatihan pengolahan SDA
yang effisien ke berbagai daerah Indonesia dan tempat pendidikan SD,SMP, dan
SMA. Ketiga, sebagai mahasiswa harusnya
mampu menciptakan inovasi baru di bidangnya sehingga inovasi tersebut dapat
diterapkan di masyarakat.
Salah satu upaya untuk memberdayakan
pemuda Indonesia adalah dengan penanaman dan pengembangan jiwa kewirausahaan (entrepreneur
skill). Diharapkan dengan penanaman entrepreneur skill sejak dini,
pemuda Indonesia mampu mendongkrak perekonomian Indonesia di masa depan
terutama dalam memasuki AEC 2015. Menghadapi berbagai tantangan di atas, kita
menaruh harapan terhadap kaum muda sebagai pewaris masa depan. Intervensi
kebijakan yang tepat bagi pemuda hari ini akan memberi dampak bukan hanya 20
atau 30 tahun ke depan, namun bisa memberikan pengaruh bagi satu generasi
selanjutnya.
Perlunya pemuda memberdayakan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) dan koperasi khususnya dibidang peternakan. Untuk
merangsang pemuda untuk berkonstribusi dalam pemberdayaan UMKM dan koperasi
salah satunya adalah diberikan kebebasan dalam berkreasi dan berinovasi,
pemberian kredit selektif di mana kredit ini diberikan hanya kepada peminjam
yang ingin berwirausaha, pemberian penghargaan kepada wirausaha muda, dan pemberian
pelatihan kewirausahaan sejak dini.
Tentunya
dukungan terhadap rakyat juga perlu diperhatikan katena tidak hanya mahasiswa
yang akan berpengaruh terhadap pasar bebas asean, salah satunya dengan pemberdayaan dan
pengelolaan yang baik untuk UMKM-UMKM memang seharusnya dilakukan. Karena tak
dapat dipungkiri barang-barang lokal indonesia sudah diakui kualitasnya oleh
dunia. Tak jarang, banyak produk-produk lokal Indonesia yang diimpor ke luar
negeri berasal dari UMKM. Mengingat peraturan pemerintah Republik Indonesia
nomor 20 tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah yang tertera pada
bab II tentang pengembangan usaha pada pasal 3 ayat 1 dan 2 menyebutkan
bahwasannya pengembangan usaha dilakukan terhadap usaha mikro, kecil dan
menengah yang meliputi: fasilitasi pengembangan usaha dan pelaksanaan
pengembangan usaha.
Pemerintah sepatutnya memperhatikan hal ini mengingat pasar bebas ASEAN tidak
lama lagi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2013 menyebutkan bahwa
“sebanyak 40 persen ekspor dunia disumbang oleh usaha kecil menengah karena
mempunyai fleksibilitas di pasar. Sedangkan produk UMKM Indonesia yang memiliki
daya saing kuat di pasar sangat banyak, diantaranya kerajinan tangan, tas,
sepatu, elektronik, dan kue tradisional, meubel, dll”.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat
dilakukan dengan pembekalan, pembinaan, pelatihan dan sebagainya. Selain itu,
masyarakat juga harus dibudayakan untuk mencintai dan memakai produk-produk
dalam negeri, memahami dan mempertahankan identitas nusantara, memperkuat
karakter, moral, dan mental sebagai bangsa Indonesia, salah satunya dengan
bergotong-royong dalam usaha yang positif. Masyarakat juga harus bisa
beradaptasi dengan baik terhadap budaya-budaya asing yang akan semakin mudah
masuk ke Indonesia. Semua itu tentunya tidak akan berarti tanpa campur tangan
pemerintah. Pemerintah harus memiliki strategi yang mantap untuk menghadapi
tantangan global. Kebijakan-kebijakan yang menguntungkan Indonesia harus dibuat
dan diterapkan sehingga mempermudah masyarakat khususnya pelaku UMKM dalam
menjalankan usahanya yang akan menjadi penyumbang kekuatan ekonomi negeri ini.
Salah satu kekuatan yang akan membuat
Indonesia dapat bertahan dalam persaingan pasar bebas adalah dukungan dari
generasi muda Indonesia. Harap-harap cemas yang mungkin dirasakan generasi muda
Indonesia saat ini dalam persiapan menghadapi pasar bebas ASEAN tahun depan.
Generasi muda Indonesia perlu mengadakan berbagai kegiatan seperti menciptakan
usaha sendiri selagi mahasiswa, mensosialisasikan mengenai pasar bebas ASEAN
dan mengajak kaum muda lain untuk meningkatkan daya wirausaha sehingga
usaha-usaha baru akan muncul dan bisa mempertahankan perekonomian negara.
Generasi muda Indonesia menjadi salah satu kunci dari keberhasilan dalam pencapaian
tujuan negara, karena generasi muda Indonesia merupakan pemegang “tongkat
estafet” selanjutnya di Indonesia.