Minggu, 25 Mei 2014

Teknik pelleting



Mata Kuliah    : Industri Pakan                                   Dosen  :
Hari/tanggal    : Kamis/ 8 Mei 2014                            Prof. Dr. Ir. Yuli Retnani, M.Sc
                                                                                    Dr. Ir. Heri Ahmad Sukria, M.Sc






TEKNIK PELLETING DAN CRUMBLE


Kelompok 1    :
Ayu Vera A                            D14124006
Agustin Herliatika                   D24110004
Raden Nopiani H                    D24110059
R. Hana Nurfitriani A             D24110067
Lukman Maulana                    D24110082
Eko Aprian U.                         D24135002
Yudha Endra P.                      D24135008
Rahma Febriana                      D24135004












DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pakan merupakan komponen utama dalam sebuah peternakan, bahkan pakan merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan dalam pemeliharaan ternak. Bahan pakan adalah (bahan makanan ternak) adalah segalah sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak baik yang berupa bahan organic maupun anorganik yang sebagian atau semuanya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak. Pakan dalam bentuk ransum merupakan pakan jadi yang siap diberikan pada ternak yang disusun dari berbagai jenis bahan pakan yang sudah dihitung (dikalkulasi) sebelumnya berdasarkan kebutuhan industry dan energi yang diperlukan.
Pelleting merupakan salah satu metode pengolahan pakan secara mekanik yang banyak diterapkan di industry pakan unggas, khususnya ayam. Pellet adalah bahan baku pakan yang telah dicampur, dikompakkan dan dicetak dengan mengeluarkan dari lubang die melalui proses mekanik (Pfost, 1976). Pelet merupakan bentuk bahan pakan yang dipadatkan sedemikian rupa dari bahan konsentrat atau hijauan dengan tujuan untuk mengurangi sifat keambaan pakan. Keuntungan pakan bentuk pellet adalah meningkatkan konsumsi dan efisiensi pakan, meningkatkan kadar energy metabolis pakan,  membunuh bakteri patogen, menurunkan jumlah  pakan yang tercecer, memperpanjang lama penyimpanan, menjamin keseimbangan zat – zat nutrisi pakan dan mencegah oksidasi vitamin. Mesin pembuat  pellet adalah alat yang digunakan untk membuat pellet dengan berbagai bentuk dan ukuran. Komponen utama dalam mesin pellet adalah dua buah roller dan diering.
Mesin pellet mesin pencetak ransum bentuk mash dengan prinsip pemadatan bahan menjadi bentuk pellet. Komponen utama mesin pellet adalah dua buah roller dan diering. Kedua roller terletak pada die yang berputar dengan arah yang sama mendesak kea rah lubang die pada diering. Faktor – faktor yang mempengaruhi kualita spellet adalah formulasi, conditioning , ukuran partikel, spesifikasi die (cetakan) dari mesin pellet, dan pendinginan.

Tujuan
Untuk mengetahui teknik proses pembuatan pellet dan dapat melakukan pengujian kualitas pellet.





TINJAUAN PUSTAKA
PELLET
            Pellet adalah bahan baku pakan yang telah dicampur, dikompakkan dan dicetak dengan mengeluarkan dari lubang die melalui proses mekanik. Pellet memiliki ukuran partikel yang besar atau kasar, sehingga lebih mudah untuk menanganinya dan pada umumnya termasuk dalam salah satu tipe, yaitu pellet kasar atau pellet halus. Tipe pellet kasar adalah pellet yang diproduksi dengan mengkombinasikan roller dan di dalam proses pencetakannya, sedangkan tipe pellet halus adalah pellet yang mengandung molasses lebih dari 30% dan diproduksi dengan menggunakan auger dan di dalam proses pencetakannya. Proses pembuatan pellet terdiri dari beberapa komponen, sementara ada pilihan spesifikasi berdasarkan jenis komponennya. Jenis komponen tersebut adalah supply bin, pellet mill, cooler, elevating system, sifting device, crumbler, dan steam system (Pfost, 1976)
Pellet merupakan bahan konvensional yang mampu ditemukan dan dibuat dengan jumlah yang tidak terbatas asalkan bahan baku nya tersedia dan tidak bersaing dengan manusia pellet dapat digunakan sebagai pakan hewan ternak seperti sapi, ikan , ayam dan domba kandungan nutrisi nya sangat tinggi tak heran jika industry pembuatan pakan mengklasifikasikan pakan pellet dengan mutu yang tinggi. Bahan pakan konvensional merupakan bahan makro , serta jagung, bungkil kedelai,gandung,tepung ikan dan bahan lainnya. Bahan baku yang berasal dari bahan yang belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan dari hasil ikutan industri agro atau peternakan dan perikana. pakan dari kandungan nutrisinya masih memadai untuk diolah menjadi pakan. Bahan pakan ini biasanya berasal dari ikutan industri agro atau peternakan dan perikanan.
            Dalam proses pakan pellet dapat diklasifikasikan menjadi crumble dan mash untuk pakan tersebut biasanya diberikan pada ayam tidak diberikan pada ruminant karena tidak efisien dan harga nya yang tinggi nilai ekonomis dari pellet tergantung pada bahan dan mesin giling yang digunakan semakin baik bahan yang dipakai maka semakin bagus kualitas pellet yang dihasilkan.
Ukuran Partikel
Pengujian ukuran partikel bertujuan untuk menentukan kategori kadar kehalusan dari pakan atau ransum yang dihasilkan dengan menggunakan Ro Tap Sieve Shaker (Henderson dan Perry, 1981). Ukuran partikel bahan dalam pakan yang dibutuhkan oleh ternak tergantung pada umur, jenis dan ukuran tubuh ternak. Menurut Ensminger et al. (1990), pengecilan ukuran partikel dilakukan untuk mempermudah konsumsi dan meningkatkan kecernaan pakan, sedangkan pembesaran ukuran partikel dilakukan untuk pakan sapi atau domba di lapang, untuk memperkecil penyusutan bahan, menghindari pemilihan pakan yang lebih disukai oleh ternak dan meningkatkan efisiensi penanganan.
Kerapatan Pemadatan Tumpukan
Densitas berwadah merupakan perbandingan berat bahan terhadap volume ruang yang ditempati setelah melalui proses pemadatan seperti digoncangkan dengan satuan kg/m (Khalil, 1999). Kerapatan pemadatan tumpukan adalah perbandingan antara berat bahan terhadap volume ruang yang ditempatinya setelah melalui proses pemadatan seperti penggoyangan. Nilai kerapatan pemadatan tumpukan sangat penting diketahui karena sangat bermanfaat pada saat pengisian bahan ke dalam wadah yang diam tetapi bergetar. menyebabkan bobot bahan setiap satuan volume meningkat. Kerapatan pemadatan tumpukan dan kerapatan tumpukan mempunyai hubungan sangat erat dan sangat berperan terhadap penentuan kapasitas silo dan pencampuran bahan. Kerapatan 10 pemadatan tumpukan menurun dengan semakin tingginya kandungan air (Suadnyana, 1998).
Pellet Durability Index (PDI)
Pellet yang baik adalah pellet yang memiliki index ketahanan (pellet durability index) yang baik sehingga dalam proses penanganan dan transportasi pellet tidak mengalami kerusakan secara fisik, tetap kompak, kokoh dan tidak mudah rapuh. Dozier (2001) menyatakan bahwa standar spesifikasi pellet durability index (PDI) minimum adalah 80%. Daya tahan pellet dipengaruhi oleh komposisi kimiawi bahan yaitu lemak, pati, protein, serta serat (Ginting, 2009). Pellet Durability Index juga dapat dipengaruhi oleh ukuran partikel pellet. Makin kecil ukuran pellet maka semakin menunjang kekerasan dan ketahanan pellet yang dihasilkan, karena semakin banyak pati yang diubah oleh uap panas menjadi perekat maka dapat membantu proses perekatan partikel-partikel dalam bahan baku.
Mesin Pellet
Mesin pembuat pelet adalah alat yang digunakan untuk membuat pelet dengan berbagai bentuk dan ukuran. Mesin cetak pelet ini berfungsi untuk mengepress / memadatkan campuran berbagai bahan untuk pembuatan pelet pakan ternak, hasil cetakan pada umumnya dalam bentuk silindris (tabung) ataupun dalam bentuk bulat. Berdasarkan sistem kerjanya mesin pelet dibagi menjadi 2 tipe yaitu sistem screw dan roll (Ginting 2009). Salah satu contoh mesin pelet sistem skrew  yang terdapat pada gambar 1 adalah CTK-P75 dengan kapasitas 50-75 kg/jam. Ukuran mesin sebesar 80 cm x45 cm x100 cm dengan kekuatan 5,5 Hp. Terbuat dari bahan plat mild steel.
Mesin pellet merk philco dapat dijalankan dengan menggunakan tenaga (electro motor) berkekuatan 10 HP dan 3 release, akan tetapi tersedia pula mesin yang menggunakan motor dengan kekuatan 5 dan 7,5 HP, e phase dan satu phase (single phase). Dengan menggunakan berbagai ukuran die dapat menghasilkan berbagai ukuran pellet yang dibuat mulai 3/32 (2,4mm) – 5/8 (16). Mesin pellet menggunakan air dingin, tidak di butuhkan steam. Kelembaban bahan yang ideal adalah 14-17%. Apabila lebih kering dari 14 %, maka dapat ditambahkan air dengan cara diteteskan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYIxSkCPQ1vQHw1gQXg6o_uFdwRDl2Sc8abVegB_GVKhpcSStIS4WdtYuap8arHGR2ohaXX2ynMQCs-M48oIZILq6aqmNiMGhu6um0OvIaXOBAzKKfvrVZxmwM4HNRV4znviBYXS80ZhM/s320/mesin+pelet.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3rO5K8ZmFhFjPLA_aIYKI0Tz2pYeh9aoVrwvh-NNurnf2EM-VDqsB0RCvHWYvL5VXgCbUtrUsQlEmzBMAxX0a7GPCZamLdew8PdA_a4vuQO6WYTsnB6v1MFNQ0VP2zsfY33FKT22tYks/s320/mesin+pelet+kayu.jpg
Gambar 1. Mesin Pelet Sistem Screw Press    Gambar 2. Mesin Pelet Sistem Roll
























METODE
Materi
            Dalam praktikum teknik pelleting kita menggunakan alat –alat yaitu satu unit mesin Farm Feed Pelleter,alat penguji daya gesekan (durability pellet tester ),timbangan,karung,kantong plastik,nampan besar atau baskom,dan sendok bahan. Untuk bahan yang digunakan yaitu ransum bentuk mash.
Metode
            Metode yang digunakan pertama bersihkan ruangan bahan dan corong pengeluaran, kemudian siapkan wadah untuk menampung pellet yang keluar lewat corong, nyalakan listriknya,masukkan bahan kedalam ruang bahan menuju ruang cetak,setelah itu buka pengatur keluaran bahan dengan menggerakan handle pembuka,atur sehingga jumlah input sama dengan jumlah output.Pellet yang keluar di masukkan kedalam wadah dan didinginkan ditas kantong plastik,setelah selesai matikan mesin. Dan bersihkan seluruh peralatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pengujian terhadap kualitas pellet meliputi PDI ( pellet durability index) dan besar penyusutan .Berikut adalah hasil pengujian kualitas pellet ransum ayam broiler.
Tabel 1. Kualitas fisik Pellet
Nama Pakan
Berat Awal
Berat Akhir
% Penyusutan
PDI
Kapasitas Mesin
Pellet
47,6 kg
46,5 kg
97,68 %
39,324%
8,865




Pembahasan
Pelleting adalah proses pembuatan pakan menjadi bentuk silinder dengan ukuran diameter dan panjang tertentu. Pembuatan pellet ini bertujuan untuk memadatkan bahan yang digunakan sehingga produk pakan yang dihasilkan tidak bulky dan padat nutrisi. Pengolahan pakan menjadi bentuk pellet ini juga bertujuan untuk mempermudah proses penyimpanan dan transportasi dari pakan tersebut. Kelemahan dari pembuatan pakan ke dalam bentuk pellet ini adalah adanya energy tambahan yang digunakan dan berdampak pada penambahan biaya yang digunakan untuk proses pencetakan pellet.
Mesin pellet terdiri dari hopper memungkinkan sisa yang minimum dari proses produksi. Pelleting chamber terbuat dari metal sehingga mampu untuk meningkatkan durability. Bentuk hopper yang sloppy memungkinkan pellet yang terbentuk akan lebih mudah mengalir ke bawah karena gravitasi (Nwaokocha dan Akinyemi 2008). Bahan – bahan yang akan dibuat pellet akan ditekan dengan panas kemudian akan dicetak melalui mesin die. Mesin ini mememiliki dua buah roller  yang terpasang secara sejajar horizontal di bagian tengah. Selama proses pencetakan bahan menjadi pellet akan terbentuk panas sehingga diperlukan waktu untuk mendinginkan setelah pellet terbentuk. Pendinginan dapat dilakukan menggunakan mesin cooler atau secara manual menggunakan penganginan kipas angin.
Hasil pengamatan terhadap penggunaan mesin pembuat pellet diketahui bahwa nilai efisiensi penggunaan bahan baku menjadi pellet adalah sebesar 97,69%. Nilai ini menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan bahan pellet menjadi pellet  sangat tinggi sebab nilai 97,69 % dapat diartikan bahwa dari 100% bahan yang dimasukkan ke dalam mesin pembuat pellet, maka 97,69 % dari bahan tersebut akan dicetak menjadi pellet, sedangkan sisanya akan terhitung sebagai nilai yang hilang dalam proses produksi atau nilai penyusutan bahan. Penyusutan adalah hilangnya bahan selama proses pengolahan berlangsung dan pada saat penanganan serta penyimpanan bahan. Nilai ini  (McElhiney, 1994). Penyusutan pada proses ini dapat terjadi karena bahan yang digunakan sebagian tertinggal pada alat pencetak pellet. Proses pencetakan pakan bentuk pellet sebanyak 47,6Kg menggunakan mesin pellet tersebut membutuhkan waktu selama 7 menit lebih 2 detik. Hal ini menunjukkan bahwa mesin tersebut dapat memproduksi 6,77Kg pellet /menit, jika dikonversikan dalam tiap jam maka akan diperoleh tingkat produksi mesin sebanyak 406,2 Kg/jam. Nilai tersebut







SIMPULAN

Pellet adalah bahan baku pakan yang telah dicampur, dikompaskan dan dicetak dengan mengeluarkan dari lubang die melalui proses mekanik. Pellet sebelum diberikan kepada ternak ataupun sebelum dikirim ke konsumen, harus dilakukan pengujian. Salah satu pengujian yang harus dilakukan adalah pengujian sifat fisik. Ada enam sifat fisik yang memegang peranan penting dalam menentukan kualitas pakan, yaitu kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan, sudut tumpukan, ukuran partikel, berat jenis, daya ambang dan faktor higrokopis

DAFTAR PUSTAKA

Dozier, W. A. 2001. Pellet Quality for more economical poultry meat. J. Feed International 52 (2) : 40-42.
Ensminger, M. E., J. E. Oldfield & W. W. Heinemenn. 1990. Feed and Nutrition. 2nd Edition. The Ensminger Publishing Company, California.
Ginting. S. P. 2009. Prospek penggunaan pakan komplit pada kambing tinjauan manfaat dan aspek bentuk fisik pada kambing serta respon ternak. Wartazoa 19(2) : 64-75.
Henderson, S. M. & R. L. Perry. 1981. Agricultural Process Engineering.  Terjemahkan : M. Pratomo. Direktorat Pendidikan Tinggi. Dinas P & K, Jakarta.
Nwaokocha, C. N., O. O. Akinyemi. 2008. Development of A Dual – Mode Laboratory – Sized Pelleting Machine. Leonardo Journal of Sciences Edisi Juli – Desember Pg. 22-29.
McElhinney, R. R. 1994. Feed Manufacturing Industry IV.  Arlington (US). American Feed Industry Association Inc.
Khalil. 1999. Pengaruh kandungan air dan ukuran partikel terhadap perubahan perilaku fisik bahan pakan lokal: sudut tumpukan, daya ambang dan faktor higroskopis. Media Peternakan 22 (1): 33-42.
Pfost, H.B. 1976. Pelleting-Introduction and General Definitions. In: Feed Manufacturing Technology. 1976. American Feed Manufacturers Association, Inc. Kansas State University. pp. 103-104.
Suadnyana, I. W. 1998. Pengaruh kandungan air dan ukuran partikel terhadap perubahan sifat fisik pakan lokal sumber protein. Skripsi. Fakultas Peternakan. Istitut Pertanian Bogor, Bogor.



LAMPIRAN

% Penyusutan =                                          
                        =
                                   
                        = 97,89 %
% Durabilitas =
                        =
                        = 39,324%
Kualitas Mesin Pelet   =
                                    =
                                    =8,865 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar