MAKALAH
BIOTEKNOLOGI
TERNAK
“Inseminasi
Pada Ternak Unggas (Ayam Buras)”
Oleh :
Yudha
Endra Pratama
1210611036
Dosen :
Dr. Ir. Jaswandi, MS
PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT, karena limpahan karunia dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Inseminasi Buatan pada Ayam”
ini tepat waktu.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak "Jaswandi" selaku Dosen
Pengampu dalam mata kuliah ini.
Makalah ini disusun dan
dibuat berdasarkan materi–materi yang ada. Materi–materi bertujuan agar dapat
menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentunya dalam mempelajajari
inseminasi buatan pada ayam.
Penulis menyadari bahwa
masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu
penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Padang, 28 maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………….i
DAFTAR
IS………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang…………………………………………………………
1.2 Rumusanmasalah
……………………………………………………..
1.3 Tujuan …………………………………………………………………..
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Arti dan Tujuan Inseminasi Buatan (IB……………………………..
2.2 Keuntungan Inseminasi Buatan……………………………………..
2.3 Pemilihan Induk dan Pejantan ……………………………………..
2.4 Persiapan Induk dan Pejantan……………………………………….
2.5 Persiapan Alat dan Bahan…………………………………………….
2.6 Pengambilan Sperma (Semen)……………………………………….
2.7 Pelaksanaan Inseminasi Buatan……………………………………...
2.8 Evaluasi Keberhasilan Inseminasi
Buatan…………………………..
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………….
3.2 Saran…………………………………………………………………..
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ayam buras sudah dikenal masyarakat Indonesia dan
penyebarannyapun telah merata terutama di pedesaan. Karena perawatannya mudah,
daya tahan hidupnya cukup tinggi, adaptasi dengan lingkungan dan makanan mudah
serta lebih digemari masyarakat karena baik daging maupun telurnya memiliki
cita rasa yang lebih disukai dibandingkan ayam ras. Perkembangbiakan ayam ini pada umumnya masih
dilakukan dengan cara alami, dan dibiarkan kawin dengan sendirinya, sehingga perbanyakan bibit
baik untuk keperluan penelitian maupun usaha komersial masih terbatas.
Inseminasi
Buatan pada ayam adalah teknik mengawinkan secara buatan dengan memasukkan
sperma ayam jantan yang telah diencerkan dengan NaCl Fisiologis ke dalam
saluran reproduksi ayam betina yang sedang berproduksi.Sedangkan Inseminasi
buatan (IB) pada unggas sebenarnya sudah dikenal sebelum tahun 1926 di daratan
China dimana pada saat itu IB dilaksanakan untuk ternak itik. 25 tahun kemudian
IB dipraktekkan di Eropa Timur dan Israel pada angsa.
Inovasi
teknologi Inseminasi Buatan (IB) merupakan alternatif pemecahan masalah tentang
pengadaan bibit dalam waktu singkat serta digunakan untuk memperbanyak ternak
bibit unggul atau untuk keperluan penelitian. Inseminasi buatan pada ayam
merupakan suatu proses pemasukan semen ke dalam saluran reproduksi ayam betina
dengan bantuan manusia. Pelaksanaan IB pada ayam masih terasa asing bagi
peternak kecil, padahal prospek dan keuntungan yang diperoleh dengan
menggunakan IB ini cukup baik. Keuntungan yang akan diperoleh dengan
melaksanakan IB antara lain : (1) mempertinggi efisiensi penggunaan pejantan
unggul, (2) menghemat biaya, menghemat tenaga pemeliharaan dan menghindari bahaya,
(3) pejantan yang dipakai telah mengalami seleksi terlebih dahulu secara
teliti, (4) mencegah penularan penyakit, dan (5) meningkatkan efisiensi
reproduksi (Toelihere, 1993).
Manajemen penampungan semen sangat penting dilakukan oleh
peternakan pembibitan yang menerapkan teknik IB. Seekor pejantan yang sudah
dewasa kelamin setiap saat dapat mengeluarkan semen, tetapi untuk menghasilkan
semen yang berkualitas baik diperlukan pengaturan frekuensi penampungan semen
yang tepat.
Berdasarkan potensi produksi dari
ayam buras, maka dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal mengenai
inseminasi buatan pada ayam buras.
1.2 Rumusan
Masalah
a)
Apakah arti, tujuan dan keuntungan Inseminasi Buatan?
b)
Apa sajakah persiapan sekaligus
pelaksanaan Inseminasi Buatan?
c)
Bagaimanakah evaluasi keberhasilan
Inseminasi Buatan?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah adalah untuk memberi pemahaman
mengenai seluk beluk teknik IB pada ayam buras, dan dari apa yang dipaparkan
mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi usaha pembibitan ternak ayam buras dan menambah pengetahuan bagi
pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Arti dan Tujuan Inseminasi
Buatan (IB)
Inseminasi Buatan pada ayam adalah
teknik mengawinkan secara buatan dengan memasukkan sperma ayam jantan yang
telah diencerkan dengan NaCl Fisiologis ke dalam saluran reproduksi ayam betina
yang sedang berproduksi.
Penerapan teknik IB pada Intensifikasi ayam buras yang
dipelihara dalam kandang batere dengan tujuan antara lain:
• Meningkatkan kemampuan reproduksi ayam betina untuk
menghasilkan telur tetas.
• Meningkatkan produksi DOC yang seragam dalam waktu relatif
singkat.
2.2
Keuntungan Inseminasi Buatan Pada Unggas
Keuntungan lnseminasi Buatan
dibandingkan perkawinan secara alami dalam pengadaan DOC adalah:
1. Menurunkan
jumlah pejantan
Perbandingan antara jumlah jantan
dan betina mementukan jumlah keuntungan dari peternak unggas. Pada perkawinan
alam setiap 100 ekor betina membutuhkan 8-10 ekor pejantan, tetapi pada
perkawinan secara IB hanya membutuhkan 3-4 ekor pejantan, ini disesuaikan
dengan kebutuhan sperma untuk jumlah tertentu dari ayam betina yang dipelihara.
2. Menghemat pakan
Dengan mengurangi jumlah pejantan yang dipelihara berarti akan
mengurangi jumlah pakan yang diberikan dan keuntungan yang diperoleh akan lebih
besar. Pemeliharaan pejantan pada kandang battery ternyata mampu menghemat
pakan 10% dibandingkan dengan pemeliharaan secara letter.
3. Menghemat tempat untuk pemeliharaan ayam
pejantan.
4.Memungkinkan seleksi dan persilangan antar
induk yang memiliki mutu genetik unggul,
Sehingga dapat dihasilkan
anak ayam unggul untuk tujuan tertentu (telur, daging atau keduanya). Memungkinkan dilakukannya persilangan bagi
ayam jantan unggul yang sulit melakukan perkawinan secara alami.
5. Meningkatkan fertilitas telur
Perkawinan secara
IB dapat meningkatkan fertilitas telur. Hal ini karena kebutuhan optimal sperma
untuk menghasilkan fertilitas yang maksimal dapat dekat secara pasti sejak
awal. Penggunaan sperma 100 juta/ml sudah cukup menghasilkan fertilitas lebih
dari 95%. Sedangkan dengan kawin alam adalah 78%.
6. Hemat dari segi
tempat, tenaga dan waktu.
7. Memungkinkan dilakukannya
persilangan bagi ayam jantan unggul yang sulit melakukan perkawinan secara
alami.
8. Dapat menghasilkan DOC dalam
jumlah banyak, seragam dan dengan waktu relatif singkat.
9. Memungkinkan dilakukannya
persilangan dengan ayam jenis lain.
2.3 Kerugian Inseminasi pada Unggas
1.
Membutuhkan tenaga kerja yang terampil.
IB merupakan teknologi baru di dunia
peternakan unggas sehingga mau tidak mau harus dipersiapkan tenaga terampil
untuk menangani IB.
2.
Membutuhkan peralatan ekstra sehingga peternak mengeluarkan biaya tambahan.
3.
Kemungkinan penyebaran penyakit melalui sperma yang bercampur feses.
4.
Perlu tenga kerja tambahan untuk pelaksanaan penampungan semen dan inseminasi
,hal itu bukan merupakan kendala serius
karena asalkan diprogramkan dengan baik .
5.
Kwalitas semen ayam cepat menurun pada kondisi alami diudara terbuka . Sampai
saat ini belum ada metode praktis untuk mengawetkan semen ayam seperti biasa yang
dilakukan pada semen ternak besar.Oleh karena itu , Inseminasi tidak dapat
ditunda tunda harus segera dilaksanakan setelah semen ditampung.
2.4 Pemilihan Induk dan
Pejantan
a. Pemilihan Induk (ayam
betina)
Induk
yang baik untuk Inseminasi Buatan, harus memiliki syarat-syarat sebagai
berikut:
§ Sehat
dan tidak cacat
§ Berproduksi
tinggi
§ Berumur
7 hingga 12 bulan
§ Minimal
sudah mengalami periode peneluran pertama
§ Induk
tersebut harus sedang berproduksi
§ Pemeliharaan
induk sebaiknya dalam kandang batere individu.
b. Pemilihan Pejantan
Pejantan yang baik untuk Inseminasi Buatan memiliki syarat
antara lain :
1. Sehat, tidak cacat dan memiliki nafsu kawin yang, balk.
2. Berumur 1,5 sampai 3 tahun
3. Memiliki mutu genetik yang balk
4. Sudah terlatih diambil spermanya
5. Mempunyai hubungan keluarga yang jauh dengan induk yang
akan di inseminasi.
6. Pemeliharaan pejantan tidak dicampur dengan induk.
2.4
Persiapan Induk dan Pejantan
Ayam yang
sudah terpilih sesuai dengan persyaratan tersebut di atas, diatur dalam kandang
sistem batere tunggal yang nyaman. Untuk menghilangkan stress pada ayam karena
perubahan suasana kandang maka dapat diberikan vitamin anti stress.
2.5
Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan
adalah : alat suntik (spuit), tabung penampung sperma, tabung pengencer, NaCl
Fisiologis 0,9% (pengencer sperma) dan kain lap. Alat dan bahan ini dapat
diperoleh di apotek dan setiap kali digunakan dalam keadaan steril (dicuci
dengan air mendidih).
2.6 Pengambilan Sperma (Semen)
Pengambilan sperma dilakukan oleh 2
orang (satu orang memegang dan mengurut ayam sementara yang lain menampung
sperma dengan tabung penampung sperma). Pengambilan sperma dapat dilakukan 3-5
kali seminggu pada sore hari diatas pukul 15.00. Sperma yang sudah diperoleh diencerkan
dengan menggunakan NaCl Fisiologis sehingga dapat membuahi banyak betina.
Sperma yang sudah diencerkan jangan disimpan terlalu lama dan harus dihindarkan
dari sinar matahari secara langsung.
Pengambilan
sperma dilaksanakan dalam berbagai tahapan sebagai berikut:
1.
Bersihkan kotoran yang menempel pada
anus dan sekitarnya.
2.
Ayam jantan diapit diantara lengan
dan badan, kemudian dilakukan rangsangan dengan cara mengurut berulangkali pada
bagian punggung yaitu dari bagian pangkal leher sampai pangkal ekor.
3.
Dengan rangsangan tersebut ayam akan
reaksi, ditandai dengan meregangnya bulu ekor ke atas dan pada saat yang
bersamaan tekan bagian bawah ekor maka alat kelamin akan mengeluarkan sperma
berwarna putih agak kental, selanjutnya ditampung dengan tabung penampung.
4.
Encerkan sperma dengan larutan
infuse atau NaCl Fisiologis 0,9% dengan perbandingan 1 : 6-10. Caranya sedot
NaCl Fisiologis dengan spuit sesuai derajat pengencerannya, masukkan kedalam
tabung yang sudah berisi sperma, goyangkan secara perlahan hingga bercampur dan
siap untuk dimasukkan kedalam saluran reproduksi betina. Umur sperma yang telah
diencerkan kurang lebih 30 menit.
2.7
Pelaksanaan Inseminasi Buatan
Inseminasi Buatan pada ayam buras
dapat dilakukan dengan dua metode yaitu:
1. Metode intra vaginal artinya sperma disuntikkan ke dalam
vagina dengan kedalaman ± 3 cm. 2. Metode intra uterin artinya sperma
dimasukkan ke bagian uterus dengan kedalaman ± 7-8 cm.
Tahapan kegiatan pelaksanaan Inseminasi Buatan adalah:
1. Bersihkan kotoran yang menempel di
anus dan sekitarnya dengan menggunakan tissue pembersih.
2. Pelaksanaan Inseminasi Buatan
dilakukan 2 orang, melaksanakan 1 orang memegang ayam dan 1 orang Inseminasi
Buatan.
3. Tekan bagian tubuh dibawah anus
hingga terlihat saluran reproduksi (sebelah kid) dan saluran kotoran (sebelah
kanan).
4. Sperma yang sudah diencerkan disedot
dengan spuit tanpa jarum sebanyak 0,1-0,2 ml kemudian dimasukkan kedalam alat
kelamin betina.
5. Berikan vitamin anti stress pada
ayam yang di inseminasi. 6. Untuk mendapatkan hasil yang baik, sebaiknya
Inseminasi Buatan diulang 3 hari setelah Inseminasi Buatan yang sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2008. Reproduksi dan
Konservasi Hewan. Bag.Reproduksi dan Kebidanan. FKH.UGM. Yogyakarta.
Hafez, and M. E .Bellin. 2000. Semen Evaluation
Reproduction in Farm Animals. 7hed. Newfork: London.
Kartasudjana
Ruhyat , 2001 .Teknik Inseminasi Buatan
Pada Ternak. Proyek Pengembangan
Sistem Dan Standar Pengelolaan Smk Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
Jakarta
Toelihere, M. R. 1993. Inseminasi
Buatan pada Ternak. Angkasa, Bandung.
Wildan, Yatim. Reproduksi dan
Embriologi.1994. Tarsito. Bandung