Rabu, 30 April 2014

Biodata Yudha



BIODATA PENULIS


NAMA
YUDHA ENDRA PRATAMA
TEMPAT/TGL LAHIR
Guguk, 21 Agustus
ALAMAT
Jln. Limau Manis no 114
NO.BP
1210611036
MOTTO
Mencoba Lebih Baik Dari Pada Tidak
FAKULTAS
Peternakan
JURUSAN
Ilmu Peternakan
NO.HP
085369912776
E-MAIL
FB
Yudha endra pratama (yhud endra)
TWITTER
@yudhaendra
HOBBI
Traveling dan Menonton

Minggu, 27 April 2014

Modul Pratikum Kimia Terapan Faterna UA



MODUL PRAKTIKUM
KIMIA TERAPAN
















FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013

OBJEK I
Membuat Larutan

I.       Tujuan
1.      Mengenal cara membuat larutan dari material padat (solid) dan cair (liquid).
2.      Mengenal dan memahami beberapa perhitungan dari metodeanalisisvolumetri.

II.    TeoriDasar
Larutan adalah suatu campuran homogen dari molekul, atom, atau ion dari 2 (dua) zat atau lebih. Dikatakan suatu campuran, karena susunannya dapat berubah–ubah. Salah satu komponen larutan adalah pelarut (solvent), dan komponen lainnya adalah zat terlarut (solute), dapat berupa gas, padat, ataupun cair. Zat terlarut kuantitasnya lebih kecil daripada pelarut.

Dapat dirumuskan :
Larutan = pelarut + zat terlarut
Rumus yang terkait dengan perhitungan zat terlarut :
Rumuspengenceran :         V1 . M1 = V2 . M2



III. Alat dan Bahan
Alat :
1.      Neraca analitis
2.      Kaca arloji
3.      Spatuladan batang pengaduk
4.      Labu ukur 50 mL dan100 mL
5.      Gelas ukur 100 mL
6.      GelasPiala
7.      Pipet gondok
8.      Bola aspirator (bulp)
9.      Labu semprot
10.  Pipet tetes
Bahan  :
1.   Asam Oksalat (C2H2O4 . 10 H2O), (Mr = 126 )
2.   NaOH ( Mr = 40  )
3.   HCl pekat (12,02 N)
4.   Asam Asetat (CH3COOH) (pa, 17,5 N)
5.   Aquades

IV. Prosedur percobaan
             I.      Membuat larutan Asam Oksalat 0,5 M sebanyak 50 mL
1.   Timbang kristal oksalat sebanyak yang di dapat dari perhitungandenganmenggunakankacaarlojimenggunakanneracaanalitis.
2.   Kristal yang telahditimbangtadi, dimasukkankedalamgelaspiala (tambahkanaquades), danselanjutnyadipanaskansampai Kristal oksalatlarutsempurnadalamaquades.
3.   Setelahlarut, masukkanlarutantadikedalamlabuukur 50 mL denganmenggunakancorong, lalutambahkanaquades (kira-kirasetengahlabu).
4.   Laludikocoksampaiterlihathomogen.
5.   Tambahkan perlahan – lahan aquades sampai garis batas.

          II.      Membuat larutan NaOH 0,5 M sebanyak 100 mL
1.   Timbang kristal NaOH sebanyak 2 gram, sesuaidenganperhitungan yang didapat, denganmenggunakankacaarloji.
2.   Masukkan ke labu ukur 100 mL, tambahkan aquades kira – kira setengah labu.
3.   Aduk larutan sampai semua kristal larut.
4.   Tambahkan perlahan–lahan aquades sampai garis batas.

       III.      Membuat larutan HCl 1 M sebanyak 100 mL
1.   Pipet HCl sejumlah yang di dapat dari perhitungan.
2.   Masukkan ke labu ukur 100 mL, tambahkan aquades kira–kira setengah labu.
3.   Goyang – goyang larutan di dalam labu.
4.   Tambahkan perlahan–lahan aquades sampai garis batas.

       IV.      Membuat larutan Asamasetat 1M sebanyak 100 mL
1.   Pipet Asamasetat sebanyak jumlah yang di dapat dari perhitungan.
2.   Masukkan ke labu ukur 100 mL, tambahkan aquades kira–kira setengah labu.
3.   Goyang – goyang larutan dalam labuukur.
4.   Tambahkan perlahan–lahan aquades sampai garis batas.

V.      Pertanyaan
1.      Menurut anda, kenapa setiap penambahan aquades ke dalam labu ukur tidak langsung penuh sampai tanda batas, tetapi setengahnya dulu. Terakhir baru di penuhkan?
2.      Manakah yang lebih dahulu dimasukkan antara bahan kimia zat padat dengan aquades? Jelaskan!
3.      Manakah yang lebih dahulu dimasukkan bahan kimia yang cair dengan aquades? Jelaskan!
4.      Kenapamenimbanguntukmembuatlarutan di atasharusmenggunakanneracaanalitis?
5.      Silahkanbuatpertanyaansendiri, laludijawab!



















OBJEK II
Titrasi Netralisasi

I.       Tujuan
1.   Menstandarisasi NaOH denganlarutanstandar primer Asam Oksalat (C2H2O4 . 10 H2O)
2.   Menentukan konsentrasi HCl dan Asam Asetat dalam larutan cuka
3.   Latihan menggunakan hukum Stoikiometri pada titrasi asambasa
4.   Melatih keterampilan meniter

II.    TeoriDasar
Titrasi asambasa adalah analisis volumetrik yang berdasarkan reaksi penetralan, dimana sejumlah volume basa dinetralkan tepat dengan asam, dan salah satu konsentrasinya telah diketahui. Titik akhir titrasi ditunjukkan oleh perubahan warna suatu indikator. Indikator merupakan asam atau basa organik lemah yang mengalami perubahan warna pada pH tertentu. Dalam suatu titrasi di pilih indikator yang mengalami perubahan warna di sekitar titik ekivalen (TE). Dalam percobaan ini digunakan indikator PP (phenol ptalin), yang mengalami perubahanwarnadariwarnadasarlarutan menjadi merah muda.

III. Alat dan Bahan
Alat :
1.      Erlenmeyer 125 mL
2.      Corong
3.      Standar dan penjepit buret
4.      Buret 50 mL
5.      Pipet gondok 25 mL
6.      Bola aspirator (bulp)
7.      Gelas piala
8.      Botol / labu semprot
9.      Pipettetes
Bahan :
1.      AsamOksalat 0,5 M
2.      NaOHyang telahdibuat
3.      HCl 1 M
4.      CH3COOH 1 M
5.      Aquades
6.      Indikatorpp (phenol ptalein)

IV. Prosedur percobaan
I.    Standarisasi larutan standar skunder dengan larutan standar primer
1.   Bersihkan dan keringkan erlenmeyer 125 mL sebagai wadah titrasi.
2.   Masukkan 25 mL larutan asam oksalat dan teteskan 2 tetes indikator PP.
3.   Bilas buret dengan larutan NaOH, lalu pasang pada standar.
4.   Tutup kran buret, masukkan larutan NaOH melalui corong kecil.
5.   Titrasilah larutan asam oksalat dengan larutan NaOH sampai didapat warna merah muda.
6.   Catat skala pemakaian larutan NaOH dalam buret.
7.   Ulangi percobaan, lakukan sebanyak 3 kali.

II. Titrasi Asam Basa
Titrasi HCl
1.   Pipet 25 mL sampel HCl ke dalam erlenmeyer 125 mL, tambahkan indikator PP 2 tetes.
2.    Isi buret kembalidenganNaOH, catat skala awal.
3.    Titrasi HCl sampaitimbul warna merah muda.
4.    Catat skala pemakaian NaOH.
5.    Ulangi percobaan sampai 3 kali.

III. Titrasi Asam Asetat (C3COOH)
1.      Pipet 25 mL sampel Asamasetatdenganmenggunakan pipet gondok ke dalam erlenmeyer 125 mL.
2.      Tambahkan 2 tetes indikator PP.
3.      Isi buret kembalidenganlarutanNaOH, catat skala awal.
4.      Titrasi Asamasetat sampaitimbul warna merah muda.
5.      Catat skala pemakaian NaOH.
6.      Ulangi percobaan sampai 3 kali.


V.    Pertanyaan
1.   Hitunglah konsentrasi larutan NaOH dari percobaan pertama!
2.   Hitunglah konsentrasi HCl dan CH3COOHdari percobaan kedua dan ketiga!
3.   Dapatkah NaOH di pakai sebagai larutan standar primer pada titrasi asam basa? Jelaskan!
4.   Hal apa yang harus diperhatikan di dalam meniter larutan di atas? Dan sebutkanalasannya!
5.   Silahkanbuatpertanyaansendiri, laludijawab!


























OBJEK III
Pengukuran pH Larutan

I.       Tujuan
1.      Mempelajari prosedur umum pengukuran pH suatu larutan
2.      Mengetahui pH dariberbagailarutan

II.    TeoriDasar
Air berperan aktif dalam banyak reaksi biokimia dan merupakan faktor penting yang menentukan sifat–sifat makromolekul seperti protein. Air berdissosiasi membentuk OH- dan H+.Istilah pH dipakai untuk menunjukkan konsentrasi ion–ion hidrogen dalam sel serta cairan tubuh (maupun zat kimia) dan merupakan konsep yang penting dalam ilmu biokimia. Gugus fungsional (gugus amino, karboksil, hidroksida, dll) suatu biomolekul akan berdissosiasi pada pH tertentu, dan banyak sifat biologik serta fisik biomolekul ini tergantung pada dissosiasi ini.
Istilah pH pertama kali di perkenalkan pada tahun 1909 oleh Sorensen, yang mendifinisikan pH sebagai log negatif dari konsentrasi ion hidrogen.
pH = - log [ H+ ]
Asam merupakan donor proton dan basa akseptor proton. Akan tetapi ada perbedaan asam kuat (seperti HCl, H2SO4) yang berdissosiasi lengkap, dengan asam lemah yang berdissosiasi sebagian.

III. Alat dan Bahan
Alat :
1.   Gelas piala ukuran 100 mL 5 unit
2.   Gelas piala ukuran 500 mL 1 unit
3.   Pipet tetes
4.   Batang pengaduk
5.   Gelas ukur 50 mL 1 unit
6.   Kaca arloji / kertas untuk menimbang
7.   Timbangan analitik
8.   pH meter

Bahan :
1.   Larutan bufer baku, pH 7 dan pH4
2.   Larutan Asam Cuka                      (S1)
3.   Larutan NaOH 0,05 M                 (S2)
4.   Larutan batu kapur 20 % ()         (S3)
5.   Larutan gula 20 % ()                   (S4)
6.   Larutan susu fermentasi

IV. Prosedur Percobaan
1.   Hidupkan alat pH meter 20 – 30 menit sebelum pengukuran.
2.   Sesuaikan tombol pengatur suhu dengan suhu larutan yang akan di ukur pH-nya.
3.   Siapkan larutan sampel pada wadah yang sudah di bersihkan,
10 mL larutan asam cuka di masukkan ke dalam gelas piala 100 mL dan beri label. Begitu juga untuk larutan lain sehingga di dapat lima gelas piala masing–masing berisi 10 mL larutan sampel.
4.   Cucilah elektroda pH meter dengan air suling (aquades), lalu masukkan ke dalam larutan penyangga baku (standar buffer) pH 7. Untuk mengkalibrasi alat tersebut. Lakukan hal yang sama untuk larutan penyangga pH  4 (jangan lupa untuk mencuci elektroda setiap kali mengukur pH larutan yang berbeda).
Bila medium yang digunakan bersuhu tinggi maka elektroda di cuci dengan air suling bersuhu tinggi pula.
5.   Setelah alat distandarisasi, ukur pH larutan sampel secara bergantian. Celupkan elektroda ke dalam larutan sampel, tekan tombol “ ready “.
6.   Amati pH yang tertera dan catat.
7.   Bilas elektroda dengan air suling, lalu celupkan ke sampel berikutnya. Catat hasil pengukuran pH setiap sampel.
8.   Buatlah tabel pengamatan dan golongkanlah masing–masing larutan sampel apakah tergolong asam kuat, asam lemah, basa kuat,atau basa lemah.

V.    Pertanyaan
1.   Menurut anda apakah ada hubungan pH dengan sistem buffer? jelaskan!
2.   Kenapa setiap pengukuran pH dari suatu larutan ke larutan yang lain elektroda mesti di cuci terlebih dahulu?
3.   Sebutkan jenis–jenis larutan yang termasuk kedalam asam lemah, asam kuat, basa lemah dan basa kuat (masing–masing 5 buah)!
4.   Silahkanbuatpertanyaansendiri, laludijawab!
OBJEK IV
Ekstraksi Senyawa dari Bahan Alam

I.       Tujuan
1.   Mengenal dan memahami teknik ekstrasi senyawa dari bahan alam seperti tumbuh–tumbuhan dan hewan
2.   Mengembangkan keterampilan mahasiswa terhadapekstraksidan bahan alam

II.    TeoriDasar
Keanekaragaman dan jumlah struktur molekul yang dihasilkanoleh tumbuhan banyak sekali, sejalan dengan perkembangan ilmu fitokimia (suatu cabang ilmu tentang kandungan zat aktif pada tumbuhan) dan bahan alam. Untuk mendapatkan zat yang dikandung oleh suatu bahan organikataubahan alam, maka salah satu cara adalah dengan teknik ekstraksi. Ekstraksi dapat dilakukan pada bahan yang sudah dikeringkan sebelumnya (dianginkan).
Ragam ekstraksi tergantung pada tekstur dan kandungan air bahan yang di ekstrak, dan jenis senyawa yang di isolasi. Idelnya untuk memperoleh kandungan senyawa organik dari jaringan tumbuhan dan hewan kering ialah dengan mengekstraksi, sinambung serbuk atau cacahan bahan dengan alat soxhlet, dengan menggunakan sederetan pelarut secara berganti–gantian, mulai dari eter, eter minyak bumi, dan kloroform (untuk memisahkan lipid dan terpenoid).
 Kemudian digunakan alkohol dan etil asetat untuk memisahkan senyawa polar. Hasil ekstraksi dapat dimurnikan dengan beberapa metode pemisahan dan pemurniaan, yang dilanjutkan dengan identifikasi.

III. Alat dan Bahan
Alat :
1.   Seperangkat alat soxhlet
2.   Pemanas
3.   Kertas saring (untuk selongsongan)
4.   Benang untuk mengikat selongsongan
Bahan :
1.   Eter
2.   Bahan alam (tepung ikan)

IV. Prosedur Percobaan
1.      Bersihkan semua alat, kemudian keringkan.
2.      Masukkan larutan pengekstrak (eter (C6H6)) 200 mL kelabu florence / labudidih),lalutambahkan batu didih.
3.      Siapkan bahan yang akan di ekstrak, bungkus dengan kertas saring, buat seperti selongsongan. Lalu ikat dengan benang.
4.      Masukkan selongsongan kedalam alat soxhlet.
5.      Rangkai alat soxhlet serta pendingin (kondensor).
6.      Alirkan air melalui tabung pendingin.
7.      Panaskan larutan pengekstrak sampai larutan yang turun dari soxhlet berwarna bening.
8.      Matikan pemanas, biarkan suhu turun sendiri. Larutan berwarna pada labu florence sekarang sudah berisi zat terekstrak, dan siap untuk pemisahan atau analisa selanjutnya.

V.    Pertanyaan
1.      Menurut anda, kenapa soxhletasi boleh dihentikan setelah larutan yang turun berwarna bening?
2.      Manakah yang lebih efisien, cara soxhletasi di bandingkan dengan perendaman bahan dengan pelarut pada suatu wadah (maserasi).
3.      Cobaandadeskripsikansecararingkastentangmaserasi!
4.      Apa guna batu didih di dalam pratikum ekstraksi senyawa dari bahan alam?
5.      Apasajasyarat-syaratpelarut yang baikdancocok?
6.      Silahkanbuatpertanyaansendiri, laludijawab!












OBJEK V
Teknik Pemisahan Senyawa (Destilasi)

I.       Tujuan
1.   Mengenal dan memahami salah satu teknik pemisahan senyawa yang tercampur dalam suatu larutan
2.   Mengembangkan keterampilan mahasiswa terhadap teknik pemurnian

II.    TeoriDasar
Ada banyak teknik pemisahan dan pemurnian yang telah di kembangkan dalam analisis senyawa organik dan bahan alam. Beberapa diantaranya adalahdestilasidan kromatografi. Ada empat teknik kromatografi : kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, kromatografi gas–cair, dan kromatografi cair kinerja tinggi. Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, teknik ini telah banyak dikembangkan dengan menggabungkan dengan teknik analisis lain.
Elektroforesis termasuk salah satu teknik pemurnian yang dipakai luas untuk analisis. Pada mulanya teknik ini hanya dapat digunakan untuk senyawa yang bermuatan seperti asam amino, protein, beberapa alkaloid, amina, asam organik. Namun sekarang teknik ini sudah lebih maju dan universal.
Dalam percobaan kali ini kita menggunakan teknik pemisahan sederhana, namun umum dipakai yaitu destilasi. Destilasi merupakan teknik pemisahan dua atau lebih senyawa yang tercampur dalam suatu larutan berdasarkan perbebaan titik didih senyawa tersebut. Senyawa dengan titik didih rendah akan keluar dan terkondensasi (terembunkan) telebih dahulu. Rentang suhu pada saat senyawa menetes, dipertahankan sampai tidak ada lagi larutan yang keluar. Teknik ini banyak diterapkan pada industri rumah tangga maupun industri skala besar yang dikenal dengan teknik penyulingan.

III. Alat dan Bahan
Alat :
1.   Seperangkat alat destilasi
a.       labudidih (Florence)
b.      pendinginlurus
c.       erlenmeyer
d.      termometer
2.   Pemanas (Heater)
3.   Botol penampung

Bahan :
1.   Etil alkohol
2.   Aquades
3.   Bromtimol blue.

IV. Prosedur Percobaan
1.      Bersihkan semua alat, keringkan.
2.      Masukkan campuran larutan sampel 100 mL (denganperbandingan 7 : 3 ; 70 mL alkohol : 30 mL aquades), lalutambahkanbromtimol blue ± 5 tetes, lalumasukkan ke labu florence, tambahkan batu didih.
3.      Rangkai alat destilasi serta pendingin (kondensor).
4.      Pasang thermometer untuk pengontrol suhu.
5.      Alirkan air melalui tabung pendingin.
6.      Panaskan larutan sampai larutan yang turun dari ujung pendingin tidak ada lagi.
7.      Matikan pemanas (heating), biarkan suhu turunsecara sendirinya.
Larutan berwarna pada labu florence sekarang sudah terpisah dari etil alkohol yang terlarut di dalamnya.

V.    Pertanyaan
1.      Sebutkan beberapa contoh pemakaian teknik destilasi ini pada lingkungan pertanian, peternakan dan hasil olahan!
2.      Kenapasuhudari proses destilasiharusdiperhatikan?
3.      Tentukanpersentaseefisiensikerja!
4.      Silahkanbuatpertanyaansendiri, laludijawab!